Kemarin saya di hubungi oleh seorang sahabat di Jakarta yang saat ini menjadi salah satu pejabat diperguruan tinggi, setelah ngalor-ngidul kesana kemari kemudian dia berujar, Bro nanti lo bantu gw ya pegang mata kuliah audit di kampus gw. Saya merespon, bagaimana caranya sekarang saya sudah menetap di lampung kecuali ada kelas online. Kemudian dia menjelaskan katanya dalam waktu dekat ada aturan baru dari pemerintah dimana kampus boleh meng-onlinekan sebagian mata kuliahnya dan itu keputusan kampus masing-masing mata kuliah mana yang akan di onlinekan, saya percaya karena dia memang dekat dengan lingkaran kebijakan.
Nah dia mau buat tim teaching satu mata kuliah di ajar oleh 2 dosen yang satu dosen yang memang menetap dikampus alias yang tidak memiliki pengalaman tetapi baik secara akademik dan satu lagi dosen praktisi yang memiliki pengalaman dan akademik yang cukup, Dosen Praktisi ini gak harus menjadi dosen NIDN atas nama kampus mereka. Kemudian dia menyebutkan beberapa nama yang saya kenal yang telah dia hubungi untuk menjadi tim teaching tersebut.
Tawaran dia saya terima selagi bisa bantu secara online bagi saya tidak masalah, model ini sudah pernah saya sampaikan kepada dia jauh sebelum COVID 19 melanda bahwa pola pengajaran harus team teaching jika ingin memberikan ilmu dan wawasan begi anak didik secara komprehensif. Pola ini bisa di bagi 2 bagian sesuai dengan jenis pengajarnya sebelum UTS di ajar dosen full akademisi secara teori dan setelah UTS di ajar dosen praktisi sehingga anak didik mendapat gambaran secara komprehensif teori dan praktek di lapangan. Dosen akademisi dan dosen praktisi memiliki keunggulan masing-masing dan saling melengkapi satu sama lain.
Dosen akademisi biasa lebih siap untuk di kekang di kampus bekerja menjadi dosen full waktu dengan segala bentuk urusan akademis dan administrative sehingga sulit untuk mencari pengalaman diluar secara praktek akibat kerjaan administrative kampus yang begitu padat. Dosen praktisi dosen paling sulit di ikat karena mereka sudah memiliki pekerjaan professional diluar yang kadang secara manfaat lebih besar dari pekerjaan dosen di kampus akan tetapi mereka masih mau berbagi pengalaman, Dosen Praktisi kadang mengajar tidak focus pada teori akan tetapi best practice yang ada di lapangan, nah pola team teaching dan kelas online dapat membuat komposisi ini bisa berjalan baik bahkan dari 14 kali pertemuan bisa di bagi 2, pertemuan 1-7 bisa diisi oleh dosen akademisi dengan pola tatap muka menjelaskan bahan teori dan pertemuan 8-14 di isi oleh dosen praktisi dengan pola online menjelaskan bahan best practice dari sebuah Mata Kuliah.
Setelah saya jelaskan Panjang lebar seperti di atas kawan saya berujar iya juga ya, dan saya lanjutkan, mas bro bisa undang praktisi dimanapun untuk mengajar dan bisa seleksi sesuai kompetensinya sehingga dapat yang bagus-bagus, anak-anak akan dapat dua sisi ilmu dan gambaran praktek dari pengalaman dosennya.